Senin, 26 September 2011

“REVITALISASI PENDIDIKAN MATEMATIKA”


Oleh : Marsigit
The psychological aspect that found
Reviewed by
Siti Nurrochmah Dani
(10313244004)

Teaching mathematics is not easy because student is also difficult to study mathematics. Teacher always needs some methods to teach appropriate developing era in education. Actually, to change a method to other method is not easy too. Mathematics education revitalization effort setting teacher as key position to create mathematics education as agree with the meaning of education and the object study.
Development of education is marked by changing old paradigm to new paradigm. Old paradigm shows that teacher predominantly on student activity and student initiation. Teacher is very active. So lesson will be abstract and more theoretical. Students as empty vessel, so they are passive and they only listen material. It makes students feel boring. So they think mathematics is very formal and difficult to accept. The traditional is also a way in disciplining students in school. But it make students get traumatizes in school and to be afraid with teacher. Traditional method is easy method where education transforms from teacher to students. It is classical learning; the students do not know what purpose they learn on that day.
 New paradigm also called constructivist teaching shows that teacher as facilitator. So education can not transform from teacher to students, but education is empowering of students. Teacher is aware that every student has the unique ability. So they are different. And teacher should teach each student with difference way. The student-centered learning approach allows students to work together in small groups and answer a posed question.  In this paradigm, students are seeds, where they can grow and bear fruits. So students will be active.
Known that to change attitude or change method of teacher to teach math is not easy. Alexander in Bourne(1994:69)  there are six factor that influence the manner of teaching: value, theory, pragmatism, empiric, context, system(politic). But in real life social cultural and system value also influence the manner of teaching. And we see that there is distance between educate theory and educate practice. Needed government to carry back the meaning of education where study is needed by student. In good practices, student will grow and aware that study is needed by her/him self, so there is no pressure in her/him self to learning mathematics.
source: http://staff.uny.ac.id/

Sabtu, 24 September 2011

The Effort to Increase the Student’s Motivation in Mathematics Learning with Some Teaching Aids in Junior High School 5 Wates, Kulon Progo, Yogyakarta, Indonesia


by
Marsigit *) & Ida Supadmi %)
Unsur-unsur Psikologi yang Terkandung
Di Review oleh
Siti Nurrochmah Dani
(10313244004)

Sikap atau prilaku siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal. Salah satu faktor eksternal yaitu pemberian motivasi dari guru kepada siswa. Karena kita ketahui bahwa guru sebagai informator, komunikator, dan fasilitator. Motivasi yang tinggi dalam pembelajaran matematika akan berpengaruh pada pencapaian prestasi siswa dan kemudahan dalam penerimaan dan pemahaman materi.
Salah satu usaha meningkatkan motivasi pada pembelajaran matematika di sekolah menengah pertama (SMP) adalah dengan membuat pembelajaran matematika menjadi menyenangkan dan selalu dapat dihubungkan dengan kehidupan dan kebutuhan sehari-hari. Dengan membuat pembelajaran matematika menjadi menyenangkan maka siswa akan lebih mudah menerima materi pembelajaran dan sekaligus mencegah rasa takut menghadapi matematika. Pelajaran matematika yang dihubungkan dengan kehidupan dalam konteks ini pemberian contoh di kehidupan sehari-hari akan mudah dilogika dan diterima oleh pemikiran siswa.
Siswa SMP pada umumnya berusia 12-15 tahun. Berdasarkan perkembangan kognitive Peaget usia tersebut termasuk pada fase formal operation yaitu tahap membandingkan, berdiskusi, dan membuat kesimpulan. Pada usia ini juga terdapat perubahan fungsi intelektual dari pemikiran konkret ke pemikiran abstrak. Oleh karena kebutuhan siswa, guru seharusnya mengembangkan metode dimana metode itu akan meningkatkan kemampuan siswa dalam membandingkan, berdiskusi dan membuat kesimpulan. Hal tersebut juga akan mendorong perkembangan mental siswa untuk berinisiatif dan berani menemukakan pendapat.
Berdasarkan penelitian untuk meningkatkan motivasi pembelajaran matematika di SMP 5 Wates, Kulon Progo, guru menggunakan beberapa model pembelajaran matematika untuk meningkatkan motivasi siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa aktif mengerjakan lembar kerja meningkat dan pada sesi tanya jawab dan diskusi banyak siswa yang mengacungkan tangan. Sikap siswa tersebut menunjukkan apresiasi yang besar terhadap pembelajaran matematika. Dan secara psikologi siswa mampu dan siap dengan senang hati menerima materi.
Metode belajar dengan variasi model pembelajaran dengan menggunakan alat peraga juga dapat mencegah kebosanan siswa. Tatapi harus diingat alat peraga yang dimaksud adalah alat bantu belajar yang dapat mempelajari konsep, ide, definisi dan prosedur matematika tertentu.

“ PERSOALAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH”


Oleh : M a r s i g i t *)
The psychological aspect that found
Reviewed by
Siti Nurrochmah Dani
(10313244004)

From the research, there are many teachers that use traditional method to teach students. It is using explanatory method, but us now that it has more weakness. Because the teacher can’t satisfy the necessary of students to learn mathematics, improve the achievement of student, and improve doing group. It also make the psychology of student can’t develop healthy. Because it makes students to be passive, get traumatizes in school and to be afraid with teacher.
 To solve these problems, we can use many methods to explain mathematics in the class. That are (1) Exposition Method, (2) Discussion Method, (3) trial and given assignment method, (4) innovation method, (5) Problem Solving method, (6) using teaching tools. They give advantages to student whereas students is not feel boring and lesson will be not abstract when learn mathematics. So the lesson can be absorbed effectively. It also makes the mental of students to be not stress and accept the lesson happily.
The developing mathematics learning has good impact, but in implementation, the teacher has some troubles or problems. It must be aware by teacher and effort to solve the problems of learning mathematics with improving the competence of a teacher, so the output of student to be a good person with stronger character.

DEVELOPING MATHEMATICS EDUCATION IN INDONESIA


By Marsigit,
Unsur-unsur Psikologi yang Terkandung
Di Review oleh
Siti Nurrochmah Dani
(10313244004)

Salah satu tujuan bangsa indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itu pemerintah mengembangkan pendidikan dengan mencanangkan program wajib belajar 6-9 tahun, dimana  pada masa itu siswa belajar ilmu-ilmu dasar. Pada masa itu pula siswa mengalami proses perkembangan mental dan jiwa. Sekolah merupakan tempat untuk mengembangkan potensi, bakat, dan kemampuan bersosialisasi dengan sesama dan lingkungan.
Pendidikan di Indonesia sendiri sebenarnya mulai sitematik pada tahun 1968/1969. Dan pada tahun sebelum 1990  guru cenderung menerangkan di depan kelas, sedangkan murid hanya mendengarkan. Saat pembelajaran di kelas khususnya matematika, media utama visualisasi pembelajaran adalah papan tulis dimana guru menjelaskan dengan menuliskannya di papan tulis. Hal ini cenderung membuat siswa pasif dan hanya menerima apa yang dijelaskan oleh guru. Dampak buruknya pada perkembangan psikologi siswa adalah siswa tumbuh menjadi seorang yang mudah percaya dan sulit untuk mengembangkan potensi akan dirinya. Karena mereka tidak dapat mengenali kemampuan dan jati diri mereka sendiri.
Dalam pemberian tugas, siswa hanya mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru, sehingga siswa kurang mempunyai inisiatif mengembangkan apa yang telah dimilikinya. Dan apa yang didapat di sekolah cenderung mudah hilang karena mereka hanya menerima, tanpa mencari sendiri atau mengolah yang telah di berikan guru kepada siswa. Dalam konteks ini guru sebagai pusat kegiatan dan siswa hanya sebagai pendengar.
Tantangan utama bagi pendidik berikutnya yaitu meningkatkan pembelajaran matematika siswa yang lebih tinggi agar siswa dapat membangun pengetahuannya sesuai pemahaman siswa. Di sisi lain hal tersebut juga dapat mendorong perkembangan psikologi, yaitu menjadi siswa yang lebih berkarakter dan berkompeten.
Sesuai hasil nilai ebtanas pada sekolah dasar dan sekolah menengah pertama menmbuktikan bahwa matematika dan ilmu pengetahuan alam menjadi pelajaran dengan hasil nilai yang rendah. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari kompetensi guru sampai fasilitas sekolah yang kurang lengkap. Faktor dari dalam diri siswa juga tak kalah penting yaitu rasa takut akan mata pelajaran matematika. Sehingga perlu adanya usaha peningkatan pembelajaran. Untuk itu guru harus memberikan bimbingan sehingga siswa tidak merasa takut pada matematika. Sehingga jiwa atau psikis siswa tidak merasa tertekan dalam proses belajar mengajar.
Yang paling penting dan utama adalah dengan mengubah paradigma tradisional dengan paradigma baru yaitu paradigma konstruktivist (siswa aktif dalam pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator). Dimana manfaatnya tidak hanya dalam perkembangan kemampuan saja yang dimiliki tetapi juga pembentukan karakter dan mental yang kuat dimiliki oleh siswa, jika paradigma baru itu dilaksanakan dengan tepat.